Paling Diminati, Harga Rumah Mungil Naik Paling Tinggi
sumber:Nurul Qomariyah - detikFinance
sumber:Nurul Qomariyah - detikFinance
<p>Your browser does not support iframes.</p>
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a3db6179' border='0' alt='' /></a>
Jakarta - Rumah berukuran kecil dan menengah ternyata paling diminati masyarakat dan berhasil mencetak kenaikan penjualan tertinggi. Namun rumah tipe ini juga mengalami kenaikan harga tertinggi.
Berdasarkan data statistik Bank Indonesia yang dikutip detikFinance, Selasa (2/2/2010), penjualan properti nasional tercatat naik hingga 0,42% selama triwulan IV-2009.
Kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil sebesar 0,57% dan menengah sebesar 0,39%. Kenaikan penjualan tersebut seiring dengan masih tingginya permintaan masyarakat pada tipe ini.
Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil sebesar 0,86% secara quarter to quarter . Secara tahunan, kenaikan harga rumah tipe kecil mencapai 3,14%, tertinggi dibandingkan tipe lainnya.
Secara tahunan, rumah tipe kecil mengalami kenaikan harga paling tinggi. Kenaikan harga properti residensial secara tahunan (y-o-y) tercatat sebesar 2,31%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,56%.
Berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 3,54%, yang terutama terjadi pada rumah tipe menengah sebesar 6,61%. Namun secara kuartal, kenaikan rumah tertinggi terjadi di Makassar sebesar 1,87%, terutama pada tipe menengah sebesar 2,35%.
Di wilayah Jabodebek dan Banten, secara tahunan, kenaikan harga properti residensial tercatat sebesar 2,61%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya (5,16%).
Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden perusahaan pengembang memperkirakan bahwa kenaikan harga properti residensial masih akan berlanjut pada triwulan I-2010 baik secara triwulanan maupun tahunan.
Secara triwulanan, harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 0,55% dengan kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung sebesar 1,90%.
Demikian halnya secara tahunan, kenaikan harga properti residensial paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung (3,81%). Kenaikan harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan ini juga diperkirakan terjadi pada wilayah Jabodebek dan Banten.
Dari sisi pembiayaan, konsumen masih memfavoritkan penggunaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) untuk membeli rumah. sebagian besar konsumen (72,3%) masih memilih KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial pada seluruh tipe bangunan terutama tipe kecil (77,6%). Tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan umumnya berkisar diantara 11 – 12%.
Di samping melalui fasilitas KPR, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 19,0% konsumen memilih menggunakan fasilitas pembayaran secara cash bertahap, dan sebagian kecil dilakukan dalam bentuk cash keras (6,4%). (qom/dnl)
Berdasarkan data statistik Bank Indonesia yang dikutip detikFinance, Selasa (2/2/2010), penjualan properti nasional tercatat naik hingga 0,42% selama triwulan IV-2009.
Kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil sebesar 0,57% dan menengah sebesar 0,39%. Kenaikan penjualan tersebut seiring dengan masih tingginya permintaan masyarakat pada tipe ini.
Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil sebesar 0,86% secara quarter to quarter . Secara tahunan, kenaikan harga rumah tipe kecil mencapai 3,14%, tertinggi dibandingkan tipe lainnya.
Secara tahunan, rumah tipe kecil mengalami kenaikan harga paling tinggi. Kenaikan harga properti residensial secara tahunan (y-o-y) tercatat sebesar 2,31%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,56%.
Berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 3,54%, yang terutama terjadi pada rumah tipe menengah sebesar 6,61%. Namun secara kuartal, kenaikan rumah tertinggi terjadi di Makassar sebesar 1,87%, terutama pada tipe menengah sebesar 2,35%.
Di wilayah Jabodebek dan Banten, secara tahunan, kenaikan harga properti residensial tercatat sebesar 2,61%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya (5,16%).
Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden perusahaan pengembang memperkirakan bahwa kenaikan harga properti residensial masih akan berlanjut pada triwulan I-2010 baik secara triwulanan maupun tahunan.
Secara triwulanan, harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 0,55% dengan kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung sebesar 1,90%.
Demikian halnya secara tahunan, kenaikan harga properti residensial paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung (3,81%). Kenaikan harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan ini juga diperkirakan terjadi pada wilayah Jabodebek dan Banten.
Dari sisi pembiayaan, konsumen masih memfavoritkan penggunaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) untuk membeli rumah. sebagian besar konsumen (72,3%) masih memilih KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial pada seluruh tipe bangunan terutama tipe kecil (77,6%). Tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan umumnya berkisar diantara 11 – 12%.
Di samping melalui fasilitas KPR, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 19,0% konsumen memilih menggunakan fasilitas pembayaran secara cash bertahap, dan sebagian kecil dilakukan dalam bentuk cash keras (6,4%). (qom/dnl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar